Periset berkata bahwa bekerja pada malam hari dapat membawa perubahan hormon dan metabolisme yang mana akan meningkatkan resiko kegemukan, diabetes dan penyakit jantung. Frank Scheer, instruktur penyembuhan dari divisi pengobatan tidur Brigham and Women’s Hospital and Harvard Medical School, di Boston, berkata, "Dalam jangka panjang, kerja malam akan mempengaruhi hormon pengatur berat tubuh -- leptin, insulin, cortisol -- yang kelihatannya berkontribusi dalam meningkatkan resiko terjadinya diabetes, penyakit jantung dan kegemukan. Scheer dan tim-nya
Studi menyatakan bahwa sekitar 8,6 juta orang Amerika melakukan kerja lembur, yang mana menurut National Sleep Foundation didefinisikan sebagai suatu jenis jadwal diluar standar jam kerja normal yaitu dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Di Amerika Serikat, pekerja pabrik, staf rumah sakit, polisi, pemadam kebakaran, pengemudi truk adalah beberapa profesi yang umumnya memerlukan kerja malam. Periset mencatat bahwa tipe kerja ini dapat dihubungkan dengan masalah pencernaan, kelelahan dan kekurangan tidur. Beberapa komplikasi akan muncul seperti putusnya hubungan antara bangun tidur, kebiasaan makan saat bekerja dan jam tidur biologis (circadian cycle).
Untuk menyelidiki bagaimana ketidakseimbangan diatas bisa meningkatkan resiko secara serius terhadap masalah-masalah kesehatan, maka Scheer dan rekan kerjanya memperkenalkan sebuah laboratorium tes yang didisain untuk meniru pengaruh akut dari jet lag dan/atau pengaruh kronis dari kerja malam teratur.
Dalam eksperimen, respon tubuh dari lima pria dan lima wanita yang selama 10 tahun tidak pernah mengalami perubahan dalam jadwal makan dan tidur, di lacak pada saat-saat mengalami gangguan. Semua sukarelawan sebelumnya elah melewati semua tahapan dalam circadian cycle baik itu makan maupun tidur. Hasilnya: ketidakseimbangan circadian mengakibatkan penurunan pada hormon pengatur berat leptin. Periset berkata bahwa jatuhnya hormon leptin dapat mempercepat terjadinya kegemukan dan penyakit jantung akibat adanya peningkatan dorongan nafsu makan dan penurunan dalam aktifitas.
Lebih jauh, perubahan tingkat gula darah dan insulin juga terjadi, mengakibatkan toleransi glukosa yang tidak dapat diperbaiki dan penurunan sensitifitas insulin. Secara khusus, tiga sukarelawan yang sebelumnya tidak punya sejarah diabetes, terjadi juga pembentukan tingkat glukosa yang mirip dengan orang pra-diabetes yang makan pada jadwal yang tidak normal. Tingkat tekanan darah pada siang hari juga diketemukan meningkat pada para sukarelawan ini.
Derajat tertinggi perubahan hormon didapat ketika jadwal tidur peserta di setel terlambat 12 jam dari waktu tidur normal - itu ketika, peserta diminta untuk tidur sepanjang hari dan lalu tetap terjaga di waktu malam. Tetapi periset masih memerlukan riset lebih mendalam sebelum bisa menarik kesimpulan.
Scheer berkata, "Pertama-tama, ini adalah studi berdurasi singkat dalam sebuah laboratorium. Jadi kita belum mengetahui apakah ketidakseimbangan circadian punya efek serupa dalam jangka panjang dengan kehidupan nyata dimana orang melakukan kerja malam. Kita perlu melihat bagaimana orang meresponnya secara berbeda-beda. Karena kerja malam mempengaruhi kewaspadaan orang, fungsi GI, maka mereka yang tidak dapat mengatasinya dengan baik kemungkinan orang tersebut akan langsung jatuh. Yang mana artinya adalah, mereka yang melanjutkan untuk bekerja malam mungkin tidak akan mudah terkena masalah, dan kurang sensitif dalam menghadapi ketidakseimbangan. Itu semua adalah pertanyaan untuk masa depan."
Untuk sementara waktu, Dr Joseph Bass, asisten profesor medis dari Northwestern University’s Feinberg School of Medicine, Chicago, setuju bahwa jangan terlalu cepat menarik hubungan langsung antara kerja malam dengan resiko kesehatan. "Jam biologis tubuh mewakili keseluruhan area biologi yang kritis seperti tekanan darah atau pernafasan. Kerja jam biologis menyediakan kepada kita mekanisme biologi normal dan secara kumulatif berkontribusi pada gangguan-gangguan metabolisme pada individu-individu tertentu, dikarenakan pola kerja mereka, atau karena perjalanan, atau gampangnya karena mereka mengabaikan lingkaran normal."
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perjalanan waktu sejak terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari bukanlah suatu fenomena tanpa makna. Pergantian terang ke gelap ataupun sebaliknya ternyata mempengaruhi aktifitas gen dalam sel. Banyak protein yang dibuat berdasarkan pergantian waktu siang dan malam, maka tidaklah aneh kalau para peneliti mulai mendalami jam biologis mahluk hidup dan pengaruhnya pada kesehatan. Sering kita mendengar bahwa malam adalah waktunya istirahat bagi manusia, sedangkan siang hari adalah waktunya untuk beraktivitas. Bagaimana kalau manusia hidup dengan pola sebaliknya? Siang tidur dan malam beraktifitas?
Mahluk hidup menurut waktu aktifnya dibagi menjadi 2 yaitu mahluk diurnal dan nocturnal. Manusia merupakan makhluk diurnal yang aktif pada siang hari sedangkan mahkhluk nocturnal lebih aktif pada malam hari. Kelelawar dan tikus merupakan contoh mahluk nocturnal, kebalikan dari manusia.
Salah satu hormon pada manusia yang berperan penting dalam menjaga kesehatan adalah melatonin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pineal di dekat otak manusia. Apa fungsinya? Melatonin merupakan hormon yang memiliki sifat antioksidan yang kuat. Berbagai radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh manusia maupun yang didapatkan dari luar tubuh dinetralkan oleh hormon ini. Uniknya, hormon ini diproduksi ketika hari mulai gelap sekitar jam 9 malam ketika matahari telah terbenam, mencapai puncaknya pada tengah malam dan mulai turun menjelang subuh. Lihat ilustrasinya disini. Cahaya yang diterima oleh reseptor di tubuh manusia yang mempengaruhi naik turunnya kadar melatonin dalam darah. Kurangnya produksi melatonin berefek sama dengan banyaknya radikal bebas terhadap sel-sel tubuh kita. Apa yang dapat diakibatkan oleh radikal bebas? Berbagai penelitian menyebutkan penuaan dini, sampai defek pada DNA yang berakibat berbagai penyakit seperti kanker.
Ketika membaca tulisan ini mungkin kita baru sadar bahwa resiko itu mengancam sebagian dari kita, mengapa? Sebagai dokter, saya tahu persis bagaimana teman-teman sejawat saya terbiasa bekerja 24 jam di UGD Rumah sakit maupun klinik 24 jam. Tidak jarang seorang dokter tidak tidur sama sekali sepanjang malam yang dilalui. Belum lagi para pekerja shift (shift worker) yang terjadwal harus bekerja malam hari, begitu juga dengan security dan banyak lagi yang karena suatu hal mereka tidak dapat menghindari bekerja malam hari. Lalu apa hubungannya kadar melatonin dengan pekerjaan2 itu?bukankah setiap malamnya produksi melatonin meningkat? Memang benar melatonin meningkat pada malam hari, tapi apa yang menyebabkannya meningkat? Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa produksi melatonin meningkat bila reseptor sel tubuh kita menangkap pesan bahwa cahaya mulai berkurang intensitasnya dengan kata lain, produksi melatonin ditekan / dihambat oleh adanya cahaya. Dengan demikian ketika hari mulai gelap produksi melatonin meningkat, fungsinya sebagai antioksidan endogen menetralkan berbagai radikal bebas yang didapat maupun diproduksi tubuh manusia sepanjang pagi hingga sore hari. Berbagai pekerjaan malam hari yang telah saya sebut diatas tentu tidak berjalan dalam keadaan gelap.Cahaya lampu yang menerangi ruangan kerja mungkin memiliki efek menekan produksi melatonin, sehingga fungsinya sebagai antioksidan tidak dapat berjalan. Akibatnya radikal bebas semakin bebas merusak sel-sel tubuh kita, dalam jangka panjang mungkin akan terjadi penuaan (aging) dan defek DNA yang berakibat terjadinya keganasan. Di Amerika, dilaporkan para shift worker yang bekerja pada malam hari beresiko terkena kanker ovarium dan payudara pada wanita dan ca kolorektal pada laki-laki.
Resiko tersebut mungkin tidak saja mengancam orang-orang yang bekerja pada malam hari, akan tetapi juga pada kita yang menyalakan lampu ketika tidur malam. Sejatinya ketika kita tidur di malam hari, yang gelap, melatonin bekerja menjalankan berbagai fungsinya, ketika lampu dinyalakan, kita dapat menduga apa yang akan terjadi?
Bekerja pada malam hari tidak dapat dihindarkan pada sebagian orang, tetapi langkah yang bijaksana dapat mengurangi efek akibat dari bekerja pada malam hari. Berikut ini saran yang dapat saya berikan:
- Mengkonsumsi suplemen antioksidan dapat menjadi jurus untuk menggantikan fungsi melatonin ketika bekerja malam.
- Bijaksana dalam mengatur jadwal kerja malam sangat diperlukan bagi kita yang memiliki kewajiban kerja malam. Usahakan tidak melebihi 2 hari dalam seminggu.
- Mematikan lampu ketika tidur merupakan kebiasaan yang baik karena selain dapat mengoptimalkan kerja melatonin, kebiasaan ini juga menghemat pengeluaran kita akibat biaya listrik.
Satu hal lagi yang terlintas di fikiran saya adalah bagaimana membuat lampu dengan gelombang dan intensitas yang tidak menekan produksi melatonin, seandainya lampu jenis ini berhasil ditemukan, maka orang-orang yang bekerja pada malam hari mungkin dapat terhindar dari berbagai efek yang merugikan bagi kesehatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar